Santan Bikin Maag Sering Kambuh? Pakai Alternatifnya Aja!

santan-bikin-maag-sering-kambuh-pakai-alternatifnya-aja
Santan merupakan salah satu bahan utama dalam banyak kudapan khas Indonesia. Teman-teman Polycrol pasti setuju bahwa, tanpa kehadiran bahan ini di makanan-minuman favorit seperti opor ayam dan kolak, cita rasa yang dihasilkan jadi kurang nikmat. Selain itu, para health enthusiast dan vegetarian juga mulai sering menggunakan hasil perasan daging kelapa matang ini sebagai pengganti produk susu, karena kandungannya yang lebih rendah lemak, merupakan bahan nabati (berasal dari tumbuhan), dan sangat cocok sebagai makanan diet.

Coconut milk atau santan telah teruji manfaatnya secara luas, baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian, hingga untuk menurunkan kadar kolesterol dan meningkatkan imunitas tubuh. Kendati demikian, penggunaan santan justru dapat memberikan efek yang tidak diinginkan bagi beberapa orang, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah yang tidak wajar.


Apakah kamu sering mengalami gejala maag seperti, perasaan perut kembung, nyeri perut, dan mual, setelah mengonsumsi kudapan bersantan? Jika sering, bisa jadi kamu mengalami gejala alergi atau memiliki masalah organ pencernaan tertentu. Simak penjelasannya di bawah ini, agar kamu lebih paham dengan efek santan yang bisa mengganggu pencernaan!


Santan Sering Memicu Gejala Maag? Kok Bisa, Ya?


Sebenarnya, baik santan, air kelapa, maupun olahan dari buah kelapa lainnya, sangatlah tinggi akan khasiat, teman Polycrol! Santan memiliki kandungan nutrisi yang sangat cocok untuk kalian yang sedang berdiet, karena memiliki kandungan lemak, trigliserida rantai medium, omega-3 dan 6, serta jenis sakarida (sumber karbohidrat) yang mudah dibakar menjadi kalori oleh tubuh. Santan juga mengandung mineral yang penting untuk tubuh, serta dapat menetralkan asam lambung seperti magnesium, lho. Dalam satu cup santan terkandung sekitar 104 miligram magnesium yang bersifat alkali untuk menetralkan asam di lambung. Air kelapa juga terkenal sebagai minuman kaya kalium yang berkhasiat menjaga keseimbangan pH di lambung.


Bagi beberapa orang, terutama yang memiliki gangguan pencernaan, ternyata santan dapat memperparah kondisi pencernaanmu walaupun hanya dikonsumsi dalam jumlah kecil. Dan pada kondisi pencernaan normal, konsumsi santan berlebihan juga bisa membuat pencernaan tidak nyaman. Ada beberapa alasan yang dapat menjadi penyebab utama rasa tak nyaman pada pencernaan ini, dan berikut inilah penjelasannya:


1. Kandungan lemak yang tinggi menyebabkan lambung sulit mencernanya


Kandungan lemak dalam santan juga cukup signifikan, walaupun tidak setinggi dairy products, lho. Lemak bersifat lebih sulit dan lama untuk dicerna di dalam lambung dan usus kita. Menurut American College of Gastroenterology, gangguan pencernaan seperti diare yang terjadi akibat sulitnya mencerna lemak ini seringkali diakibatkan dua sebab utama yaitu, rendahnya kadar enzim pankreas (enzim pencernaan yang disekresi oleh pankreas pada usus) dan adanya kelainan pada usus kecil.


Sementara itu, ketika lambung bekerja lebih berat, sel-sel lambung pun akan memproduksi asam lambung lebih banyak untuk mempermudah proses pencernaan. Tingginya jumlah asam lambung yang diproduksi inilah yang dapat membuat lambung dan usus teriritasi dan terasa tidak nyaman.


2. Malabsorbsi fruktosa (fructose malabsorption) atau intoleransi fruktosa


Fructose Malabsorption (FM) dan intoleransi fruktosa menyebabkan organ pencernaan kita tidak dapat mengabsorpsi atau menyerap sejumlah fruktosa dalam santan. Hal ini umumnya disebabkan oleh kelainan organ pencernaan, di mana penderitanya tidak dapat mencerna fruktosa, yaitu suatu jenis sakarida yang terkandung di dalam buah-buahan. Tingginya jumlah fruktosa yang tidak dapat dicerna akan menyebabkan peningkatan pertumbuhan bakteri fermentasi fruktosa di usus, yang lebih lanjut akan memproduksi gas dalam jumlah banyak. Selain itu, fruktosa yang tidak tercerna juga akan menurunkan absorpsi air di dalam usus atas.



Berdasarkan penuturan  Drs. Gibson & Barrett, para ahli kelainan malabsorbsi fruktosa, santan mengandung jenis sakarida rantai pendek yang tidak dapat diabsorpsi sempurna oleh organ pencernaan, dan sangat mudah difermentasi oleh bakteri usus. Sehingga, bahan ini sebaiknya dihindari oleh orang-orang yang memiliki gangguan pencernaan. Gejala-gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita FM adalah perut kembung, sering bersendawa, nyeri di perut, konstipasi, mual, muntah, hingga diare.


3. Alergi santan, kelapa, dan kacang-kacangan


Beberapa protein yang terkandung dalam coconut milk ternyata memiliki kesamaan dengan jenis kacang-kacangan pohon seperti walnut, pistaschio, dan hazelnut. Karena itu, jika kamu memiliki riwayat alergi terhadap jenis kacang-kacangan tersebut, pencernaan kamu mungkin akan sensitif juga terhadap produk olahan kelapa seperti santan. Gejala-gejala yang muncul hampir sama seperti reaksi maag dan alergi pada umumnya yaitu, mual, muntah, diare, nyeri perut, hingga gatal-gatal.


4. Adanya bahan aditif yang sulit dicerna


Jika kamu menggunakan santan kalengan atau santan kemasan, gejala maag yang kamu rasakan bisa jadi dipicu oleh beberapa bahan aditif yang terkandung di dalamnya. Beberapa santan kemasan mengandung bahan aditif atau bahan tambahan seperti pengental (misalnya, xanthan gum dan guar gum) dan gula alkohol (seperti sorbitol dan manitol) pada komposisinya. Bahan-bahan tersebut dapat memicu gangguan pencernaan seperti perut kembung dan diare. Bahkan, kamu bisa mengalami muntah-muntah jika memiliki riwayat GERD (gastroesophageal reflux disease), karena gas yang diproduksi oleh usus dan lambung akan menekan isi perut naik ke kerongkongan.


5. Memiliki batu empedu atau pernah menjalani pengangkatan kantung empedu

Dilansir oleh Cleveland Clinic, hingga setengah dari jumlah pasien yang pernah menjalani operasi pengangkatan kantung empedu kesulitan untuk mencerna lemak yang terdapat pada santan. Sehingga, risiko terjadinya gangguan-gangguan pencernaan yang telah disebutkan di atas pun juga lebih tinggi untuk terjadi. 


Bahan Alternatif Santan yang Lebih Sehat dan Aman Buat Lambung


Jika kamu memiliki riwayat gangguan pencernaan khususnya lambung seperti, dispepsia, GERD, dan tukak lambung, sebaiknya hindari dulu penggunaan santan dalam kudapan sehari-hari kamu, ya. Untuk kamu yang sedang menjalani diet untuk menurunkan berat badan ataupun diet vegetarian, kamu gak perlu bingung mencari bahan alternatifnya, kok! Berikut ini beberapa bahan pengganti santan yang nikmat dan tentunya lebih sehat buat lambung kamu!



1. Susu Kedelai

Susu kedelai memiliki kandungan lemak lebih rendah daripada santan, dan kandungan protein yang lebih tinggi. Kamu bisa gunakan dengan takaran atau volume yang sama sebagai pengganti santan.

2. Susu Almond

Air perasan almond lebih rendah lemak, rendah kalori, dan berasa netral, sehingga sangat cocok sebagai pengganti santan. Namun, karena rasanya lebih netral dan kurang creamy dibandingkan dengan santan, kamu bisa tambahkan sedikit air kelapa, atau dengan mengentalkan susu almond ini, yaa.


3. Susu atau Krim Kacang Mete

Kacang mete dapat menghasilkan air perasan menyerupai konsistensi dan tekstur creamy susu sapi. Cashew milk ini paling cocok untuk membuat smoothie dan cream soup.

4. Susu Oat

Susu dari hasil rendaman dan olahan oat paling cocok sebagai pengganti krimer kopi. Rasanya juga lebih manis dibandingkan dengan santan.


5. Krimer Nabati

Kamu dapat menemukan krimer berbahan dasar nabati di pasaran dengan mudah. Krimer nabati juga biasanya diperkaya dengan serat pangan alami yang menyehatkan.



Menjaga gaya diet sehat dan bernutrisi tanpa mengurangi cita rasa kudapan favorit kita gak sulit kan, teman Polycrol? Kamu tetap dapat bisa mengonsumsi santan selama masih dalam jumlah yang dianjurkan, atau menggunakan alternatifnya yang gak kalah nikmat! Di kala lambung kamu mulai gak nyaman, atau gejala maag menyerang, segera siapkan pertolongan pertama kekinian yang bereaksi cepat, yaitu Polycrol Forte. Keep a good diet for happy tummy, yaa!




Referensi:
American College of Gastroenterology, International Foundation for Gastrointestinal Disorder
Diakses pada 7 Juni 2020: U.S. Department of Agriculture (Official Government Website), Healthline, Medical News Today, Crisskresser.com, LiveStrong, KlikDokter, DokterSehat, HelloSehat



Bagikan artikel ini:

1 Komentar

  1. Bagaskoro
    Bagaskoro30 June 2020

    Woww beneran dibahas lengkap tuntas tas tass! Makasih miiin!

Berikan Komentar

Login