Sehabis Minum Susu, Kok Gejala Maag Malah Kambuh?

Siapa sih yang gak suka dengan bubble milk tea, cheese cake, dan es krim? Popularitas makanan dan minuman berbahan dasar olahan susu ini memang gak pernah redup hingga sekarang. Bahkan, susu dan produk olahannya (seperti, keju, yoghurt, butter, whipped-cream, dan lain-lain) sudah menjadi bahan memasak esensial yang paling sering dikreasikan sejak berabad-abad lalu. Namun, terkadang mengonsumsi susu dan produk olahannya dalam jumlah tertentu bisa menyebabkan perut menjadi mual dan kembung, terutama jika kamu memiliki riwayat gangguan pencernaan dan sakit maag.
Pro dan Kontra Konsumsi Susu Bagi Penderita Maag
Susu hewani terutama susu sapi, tentu mengandung sejumlah nutrisi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Kita bahkan sudah sering mendengar manfaat susu mulai dari menjaga kekuatan tulang hingga memelihara kesehatan jantung. Susu sapi yang kaya akan kalsium, vitamin D, protein, serta nutrisi lainnya, memang sangat dibutuhkan selama masa pertumbuhan.
Di balik tingginya nutrisi dan khasiat susu sapi, ternyata masih terdapat pro dan kontra terkait konsumsi susu bagi kesehatan pencernaan, lho. Susu cukup sering direkomendasikan untuk penderita maag sebagai penetral asam lambung, dan juga dipercaya sebagai penetral bahan-bahan toksik ketika seseorang mengalami keracunan makanan. Kendati demikian, kita harus memahami lebih dalam terkait metabolisme tubuh kita terhadap susu untuk mengetahui apakah bahan ini baik bagi pencernaan kita, atau justru sebaliknya.
Dalam jumlah yang tepat, susu sapi memang dapat menetralkan kondisi lambung ketika kita kekurangan atau kelebihan asam lambung. Namun bagi beberapa orang, meminum susu sapi dalam jumlah berlebih justru dapat memicu produksi asam lambung berlebih dan menimbulkan gejala maag.
Mengapa Susu dan Produk Olahannya Dapat Memicu Gejala Maag?
Menurut dokter spesialis gizi klinik R.S. Cipto Mangunkusumo, dr. Inge Permadi, penderita maag perlu berhati-hati dalam mengonsumsi susu, karena metabolisme tubuh tiap orang dapat berbeda-beda. Dilansir oleh Liputan6, dr. Inge juga menambahkan bahwa susu adalah salah satu sumber protein hewani yang sulit dicerna tubuh, yang dapat menyebabkan asam lambung menjadi tinggi. Di samping itu, kandungan lemak dalam produk susu juga dilaporkan menjadi salah satu penyebab maag kambuh.
Susu yang dipasarkan sebenarnya memiliki kandungan lemak yang berbeda-beda. Menurut FoodData Central, Whole milk yang biasa kita minum setidaknya mengandung 4,5 gram lemak jenuh, 1,9 gram lemak tidak jenuh, dan sebanyak 24 mg kolesterol. Dilansir oleh Healthline, kandungan lemak yang tinggi dapat menunda pengosongan lambung ke usus, serta mengendurkan katup sfingter bagian bawah kerongkongan (lower esophageal sphincter), sehingga dapat memperparah kondisi GERD (gastro-esophageal reflux disease).
Pada dasarnya, lemak juga lebih sulit dan lama untuk dicerna oleh sistem pencernaan kita, sehingga lambung dan usus akan bekerja lebih berat. Ketika hal ini terjadi, sel-sel di lambung akan mengeluarkan asam lambung lebih banyak sebagai reaksi metabolismenya. Inilah yang menyebabkan lambung menjadi lebih mudah teriritasi, terutama jika kamu memiliki luka atau tukak di lambung dan usus.
Selain itu, gejala maag hingga diare pun dapat terjadi jika kamu memiliki intoleransi laktosa, alias tidak dapat mencerna laktosa yang menjadi salah satu komponen utama susu. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan oleh Journal of the American Dietetic Association, sekitar 75% populasi dewasa di dunia tidak dapat mencerna atau memecah karbohidrat laktosa. Orang-orang yang terdiagnosa dengan kondisi ini memang sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi susu dan produk olahannya teman Polycrol!
Produk Susu yang Sebaiknya Dihindari Penderita Maag, serta Alternatifnya
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat simpulkan bahwa kandungan lemak dan laktosa dalam susu dapat menyebabkan maag kambuh. Oleh karena itu, penderita maag dan intoleransi laktosa sebaiknya membatasi atau menghindari konsumsi susu dan produk olahannya. Keju, mentega, krimer, dan produk olahan susu yang memiliki kadar lemak tinggi tentu perlu kamu hindari juga, ya!
Sebagai penggantinya, kamu bisa memilih susu atau keju yang bertanda “low-fat” atau “skimmed” yang memiliki kandungan lemak jauh lebih rendah. Jika kamu ingin memberikan cita rasa yang lebih unik atau mempertahankan konsistensi creamy pada makanan dan minuman, kamu juga bisa menggunakan yoghurt atau produk fermentasi susu serupa. Berdasarkan penelitian pada Malmö University Hospital di Swedia, produk fermentasi susu justru dilaporkan dapat menurunkan risiko tukak lambung, lho. Probiotik dalam yoghurt juga baik untuk memelihara kesehatan pencernaan kamu dengan kandungan bakteri baik di dalamnya.
Alternatif olahan susu sapi lain yang tak kalah menyehatkan adalah susu nabati. Cairan atau sari dari tumbuhan yang menyerupai susu sapi ini cocok banget buat kamu yang sedang diet dan untuk vegetarian, karena kandungan lemaknya yang jauh lebih rendah, kaya nutrisi, dan tentunya seratus persen berasal dari tumbuhan. Susu nabati yang paling diminati oleh health enthusiast di antaranya adalah, susu almond, susu kedelai, santan, susu oat, dan masih banyak lagi.
Teman Polycrol sudah pernah coba susu nabati belum? Yuk, ceritakan alternatif susu favorit kamu di kolom komentar.
Referensi: Diakses pada 21 Juni 2020: US Government Official Website (U.S. Department of Agriculture) - FoodData Central, Journal of the American Dietetic Association, Healthline, HelloSehat, DetikHealth, Liputan6, KlikDokter, Halodoc
pernah coba itu susu hazelnut, dan itu super duper enak banget. bener2 must try sih