Yuk, Kenali Aturan Pakai Obat Maag Selama Berpuasa!

Bulan Ramadhan adalah bulan yang ditunggu-tunggu umat muslim tiap tahunnya. Masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, pastinya berlomba-lomba mengumpulkan pahala, dan tidak ingin melewati kewajiban beribadah puasa di bulan yang suci ini. Teman-teman yang memiliki riwayat sakit maag dan gangguan lambung pun, pasti tetap ingin mencari cara agar dapat berpuasa tanpa khawatir maag kambuh. Beberapa cara seperti menghindari makanan pedas dan asam, hingga mengonsumsi obat maag menjadi langkah utama untuk mencegah naiknya asam lambung. Beberapa di antara kamu mungkin masih mengira-ngira, sebenarnya seberapa penting sih anjuran minum obat maag bagi penderita gangguan lambung? Biar kamu gak bingung terus, simak penjelasannya di bawah ini, ya!
Apa Saja Jenis Obat Maag yang Perlu Diketahui, dan Seberapa Penting Perannya?
Setelah menjalani puasa beberapa hari, umumnya tubuh kamu akan mulai beradaptasi dengan pola makan yang baru. Gejala maag mungkin lebih sering dirasakan di minggu-minggu awal berpuasa. Jika kamu khawatir puasa jadi tidak optimal, kamu tentu bisa mengatasinya dengan konsumsi obat maag sesuai dengan kondisi yang kamu rasakan, atau lebih baik lagi dengan anjuran dokter.
Dari sekian banyak golongan obat maag, yang paling banyak beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat adalah golongan Antasida (anti acid atau anti asam) seperti, Polycrol Forte, Polysilane, Mylanta, dan sebagainya. Oleh karena itu, komposisi utama antasida adalah bahan yang bersifat melawan asam, yakni alkali seperti aluminium karbonat, kalsium karbonat, magnesium oksida, serta natrium bikarbonat. Beberapa antasida juga mengandung simetikon yang berperan sebagai penangkal gas pada lambung.
Selain karena dijual bebas tanpa resep, antasida juga bekerja dengan cara menetralkan asam lambung dalam waktu singkat. Beberapa jenis antasida bahkan telah diformulasikan dengan teknologi dan komposisi khusus, sehingga dapat beraksi lebih cepat dan tahan lama, seperti pada formula Polycrol Forte. Menyediakan antasida selama berpuasa dianggap cukup penting bagi penderita maag, karena obat golongan ini cenderung beraksi lebih cepat dalam meredakan gejala umum maag seperti, nyeri pada dada (heartburn), nyeri ulu hati, serta perut terasa sakit, terasa penuh, dan kembung. Apalagi melihat sering terjadinya kasus gejala yang kambuh justru beberapa jam setelah berbuka puasa atau sahur.
Selain antasida, golongan obat maag lain yang beredar di antaranya sebagai berikut:
Obat anatgonis H2, berperan mengurangi produksi asam lambung (ranitidin, simetidin, dan lainnya)
Obat Proton Pump Inhibitor, yang bekerja dengan menghambat enzim yang memproduksi asam lambung (lansoprazole, omeprazole, dan lainnya)
Sukralfat, berperan melapisi mukosa atau dinding dan luka pada lambung untuk mencegah iritasi dan peradangan luka.
Bismuth subsalisilat, antibiotik, dan golongan lainnya.
Kapan Waktu Paling Tepat untuk Minum Antasida dan Aturan Pakainya?
Antasida dapat diberikan hingga 3 kali dalam sehari, dan dalam satu kali minum dapat dikonsumsi sebanyak 1-2 tablet atau 1-2 sendok takar, tergantung komposisi yang tertera pada dus atau leaflet obat. Obat ini akan lebih optimal bekerja jika diminum segera ketika gejala muncul, atau dengan memperkirakan waktu saat gejala biasa muncul. Biasanya, gejala muncul saat keadaan perut kosong, di antara waktu makan, atau sebelum tidur. Namun, lazimnya obat dapat dikonsumsi sekitar 30 menit - 1 jam sebelum makan saja. Sementara itu, aturan lain yang perlu kamu perhatikan selama mengonsumsi antasida di antaranya adalah sebagai berikut:
Sebaiknya, pastikan kamu sudah mngunyah obat hingga hancur sempurna di mulut (apabila dalam bentuk tablet), atau kocok botol obat (untuk obat berbentuk cair sebelum dituang ke sendok takar), lalu minum segelas air untuk mempercepat obat tersuspensi di lambung
Hindari pemberian antasida pada anak di bawah usia 12 tahun tanpa anjuran dokter
Jika kamu mengalami riwayat gangguan jantung, ginjal, hati, dan tukak lambung kronis, sebaiknya lakukan konsultasi pada dokter untuk memastikan antasida tersebut aman dan cocok buatmu
Pemberian antasida pada lansia (> 60 tahun) harus benar-benar diperhatikan dan atas anjuran dokter, ya!
Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter jika kamu akan meminum obat bersamaan dengan obat-obatan lain, maupun suplemen dan vitamin
Makanan dan Minuman Apakah yang Perlu Dihindari?
Untuk menghindari gejala maag muncul, atau semakin parah, sebaiknya kamu hindari dulu makanan dan minuman pemicu maag. Karena, selain membuatmu tidak nyaman, beberapa makanan dan minuman ini juga dapat mengganggu kerja obat maag. Berikut ini daftar makanan dan minuman yang perlu kamu hindari dulu, ya:
Makanan yang dapat meningkatkan asam lambung seperti makanan berlemak, gorengan, buah-buahan yang bersifat asam, cokelat, dan lainnya
Makanan bersifat mengiritasi atau melukai dinding lambung seperti cabai, cuka, merica, dan bumbu-bumbu dapur yang bersifat tajam
Minuman berkafein seperti teh, teh, minuman energi, dan minuman bersoda
Minuman beralkohol
Makanan yang tinggi kadar garam
Makanan menciptakan dan mengandung gas (kol dan kacang-kacangan).
Selain makanan dan minuman, kamu sebaiknya hindari penggunaan obat, suplemen, ataupun herbal bersamaan dengan antasida, ya. Karena, antasida dapat berinteraksi dengan obat-obat tertentu seperti, mengganggu penyerapan tetrasiklin, penisilin, sulfanomida, digoxin, dan obat lainnya, maupun meningkatkan penyerapan vitamin C. Hindari juga obat-obatan yang bersifat mengiritasi lambung, seperti obat NSAID (anti nyeri non-steroid).
Nah, sekarang kamu sudah lebih paham dengan aturan pakai obat maag, dan pentingnya menyediakan obat maag selama berpuasa, kan? Semoga tips dan anjuran diatas bisa kamu terapkan dengan baik, sehingga puasa yang kamu jalani pun lebih optimal! Selalu sedia Polycrol sebagai pertolongan pertama kekinian-mu, ya!
Referensi: US National Library of Medicine National Institutes of Health - MedlinePlus, Healthline, Pusat Informasi Obat Nasional BPOM, k24klik.com, Halodoc, HelloSehat
0 Komentar